Minggu, 23 Mei 2010

Politik di Balik Kecantikan Miss USA & Miss Universe

detikhot - Awal pekan ini melansir Rima Fakih menjadi muslim pertama yang menang Miss USA 2010. Pemilihan Miss USA dan juga Miss Universe, adalah dua momen yang tidak boleh saya lewatkan, tapi itu bukan karena paras cantik dan bodi aduhai.

Percaya atau tidak, saya punya cara pandang yang sama sekali berbeda terhadap ajang adu kecantikan itu. Ketika orang mengagumi paras, bodi aduhai, atau mungkin juga kecerdasan mereka, buat saya, itu semua tidak penting. Miss USA dan Miss Universe, buat saya hanya bermakna tunggal, POLITIK.

Menurut saya, Miss USA dan nanti dilanjutkan Miss Universe adalah cara paling sederhana untuk memahami garis-garis kebijakan politik Paman Sam. Miss USA adalah potret kebijakan politik dalam negeri, Miss Universe adalah potret kebijakan politik luar negeri. Itu semua untuk satu tahun ke depan setelah sang putri kecantikan terpilih.

Tidak percaya? Lebih baik kali ini Anda percaya. Mari kita mulai urai analisanya:

Komunikasi politik, adalah elemen paling penting dalam strategi politik di Amerika. Pencitraan menjadi senjata paling ampuh untuk menentukan baik buruknya sesuatu. Dan peran tunggal pencitraan diserahkan kepada MEDIA. Tentu sudah banyak Anda tahu betapa gurita media AS juga menjalankan tugas propaganda, terutama televisi.

Namun, yang belum banyak kita sadari, pesan tersembunyi banyak disusupkan dalam beraneka program televesi, dan itu bukan dalam berita. Percayalah, Gedung Putih sudah tahu gambar apa yang harus muncul di depan mata Anda. Mulai dari wajah orang sampai latar belakang. Semua bisa menanamkan pesan di benak anda.

Miss USA dan Miss Universe dalam 4 dekade terakhir, telah menjadi alat propaganda yang efektif. Gadis-gadis yang terpilih sebagai ratu kecantikan, jangan cuma dilihat sebagai individu. Mohon kiranya bisa melihat mereka dengan berbagai agenda politik yang bisa disimbolkan lewat daerah asal, etnisitas, bahkan nama mereka.

Terus terang biasanya saya langsung fokus dengan Miss Universe karena kebijakan politik luar negeri AS lebih menarik dan berdampak banyak dari pada urusan dalam negeri mereka. Sebelum saya memberikan contoh, ini dia prinsip paling dasar untuk menonton acara penobatan Miss Universe menurut saya:

1. Top 10 Finalis Miss Universe dipilih dari negara-negara yang mendapatkan apresiasi Gedung Putih untuk satu tahun yang sudah berlalu. Biasanya negara-negara yang tunduk pada tekanan AS, memberikan pintu lebar untuk masuknya perusahaan-perusaahaan asing, atau negara binaan AS yang harus mendapatkan publikasi.

2. Top 5 Finalis Miss Universe dipilih dari negara-negara yang akan menjadi fokus perhatian Gedung putih untuk tahun ini. Mereka akan menjadi target pendekatan karena kepemilikan minyak dan gas, beraneka bahan tambang, lokasinya penting secara geografis, atau negaranya penting untuk dijadikan sekutu.

3. Miss Universe dipilih dari satu negara yang menjadi negara fokus yang akan diberikan pencitraan oleh AS. Negara ini akan didekati habis-habisan, untuk mendukung kebijakan politik luar negeri AS.

OK! Sekarang saya mau ingatkan, pemilihan Miss Universe tidak bisa lepas dari situasi politik internasional, dan nasional untuk kasus Miss USA. Ayo kita masuk ke contoh, rumusannya kita buat begini: Situasi politik internasional dulu, baru kita lihat siapa Miss Universe-nya.

2004
George W Bush sudah empat tahun mengobarkan perang melawan terorisme, sebentar lagi Pilpres di AS dan Bush harus bertahan. Afghanistan sudah takluk dan ladang minyak sudah dibagi-bagi. 'Perang melawan terorisme' memasuki babak pre-emptive action dengan menyerbu Irak. Inggris yang jadi sekutu loyal, terus dihantam protes dalam negeri meminta tentara dipulangkan. AS butuh sekutu tambahan untuk dibujuk mengirim anak muda mereka untuk dikorbankan di Irak.

Miss Universe: Jennifer Hawkins dari Australia

2007
Kavling minyak di Irak juga sudah dibagi-bagi rata untuk para sponsor perang. Sekarang Bush ingin menghantam Ahmadinejad dari Iran. Namun setelah beberapa tahun, Ahmadinejad terus bertahan, sementara Kim Jong Il juga mulai jahil di Korea Utara. Bush menyebut mereka Evil Axis, Poros Setan. Sementara tinggal 1 tahun tersisa, Ahmadinejad tidak juga goyah. Bush memutuskan melepas Ahmadinejad dan memilih menahan Kim Jong Il. Butuh sekutu yang bertetangga dengan Korea Utara dan bisa dibujuk agar mengeluarkan kebijakan diplomasi keras untuk Korea Utara.

Miss Universe: Riyo Mori dari Jepang

2008-2009
Krisis ekonomi global sudah dirasakan dampaknya. Harga minyak membumbung tinggi. AS sedang berganti presiden. Irak rupanya tidak bisa jadi jaminan. Pembakaran ladang minyak sudah membuat mereka pusing, dan sudah ribuan tentara AS mati sia-sia. Situasi sulit untuk Bush (2008) dan Obama (2009). Untuk mengamankan perekonomian, siapapun harus bisa memegang minyak. Minyak yang aman ada di Amerika Latin. Bisa didapat tanpa perang, namun para kepala negaranya benci dengan AS, jadi perlu dibujuk.

Miss Universe: 2008 - Dayana Mendoza dan 2009 - Stefania Fernandez, keduanya dari Venezuela

Masih kurang buktinya? Ayo kita lihat untuk skala mikro: Miss USA. Kalau Miss USA ini untuk urusan politik internal Amerika saja.

2008
Tahun terakhir pemerintahan Bush. Popularitasnya terjun drastis. Publik sudah lelah dengan perang Irak. Krisis ekonomi merajalela. Pemerintah butuh dukungan dari kelompok lain di luar White-Anglo-Saxon-Protestant. Mereka harus diangkat-angkat biar mau mendukung pemerintah.

Miss USA: Crystle Stewart (Afro-American)

2010
Tahun kedua pemerintahan Obama. AS berusaha memperbaiki citra internasional akibat 10 tahun perang melawan terorisme. Obama yang keturunan Kenya, sempat menjadi Muslim, merasa punya modal untuk menyelamatkan muka USA di hadapan negara muslim. Obama pidato di Kairo memuji dialog Islam dan Barat. Bulan Juni nanti Obama akan ke Indonesia, negara Muslim terbesar. Sebelum ke Indonesia, harus ada kabar baik soal Islam di dalam negeri Amerika.

Miss USA: Rima Fakih (Muslim)

Jadi pasang mata baik-baik, dan kita bisa meraba sepak terjang Amerika dalam setahun ke depan. Bahkan bila data-data Anda sudah cukup, mungkin Anda bisa memprediksi pemenang tahun depan, atau bahkan menebak kapan Putri Indonesia juara Miss Universe.

Bagi saya, Putri Indonesia berpeluang masuk Top 10 tahun ini bersama Mesir. Soal juara Miss Universe, mungkin itu bergantung hasil kunjungan Obama ke Indonesia, bulan Juni mendatang.

Jumat, 21 Mei 2010

Tanda-tanda Puber Pada Gadis Belia

img


Mona masih kelas 5 SD tapi badannya lebih tinggi dibanding teman sekelasnya. Selain Mona ada beberapa teman yang lebih besar dari teman-teman yang lain seperti Icha dan Dila. Ketiganya relatif lebih tinggi dibandingkan teman yang lain.

Kebetulan hobi ketiganya sama yaitu dancing modern dan sering ikut cheerleader pada acara-acara sekolah. Dan umur ketiganya rata-rata masih usia 10 tahun.

Suatu pagi, Mona mengeluh pada ibunya, karena ada benjolan di dada sebelah kanan dan kiri dan terasa sakit. Saat itu ibu hanya menjawab, "Ibu dulu begitu nak, berarti kamu sudah mulai akhil baliq, sudah mulai puber," ujar Roza, ibu kandung Mona.

"Mulai sekarang kamu pakai miniset, agar dada tertutup. Karena kamu sudah remaja, bukan anak kecil lagi," lanjut ibu Roza dengan bijak.

"Tapi bu, kok terasa nyeri?" keluh Mona.

"Memang kadang terasa nyeri, nanti juga hilang," kata ibu Roza menenangkan Mona.

Apa tanda-tanda pubertas pada gadis belia?

Pubertas merupakan masa transisi antara masa anak-anak dan dewasa yang dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan baik fisik maupun psikologis. Ukuran dan bentuk badan berubah dari ciri khas anak ke bentuk dewasa. Tinggi badan dan berat badan cepat meningkat dan tanda-tanda organ seksual sekunder mulai muncul.

Walaupun secara psikologis disebut early puberty yaitu pada usia 12-14 tahun, namun secara hormonal usia awal pubertas dimulai umur 8-13 tahun pada gadis remaja.

Tanda awal pubertas pada gadis remaja ditandai pembesaran payudara, kemudian pertumbuhan tinggi badan yang cepat.

Waktu timbulnya pubertas sangat bervariasi. Dan tidak semua pubertas ada di usia yang sama tetapi normalnya diantara usia tersebut.

Jadi kalau usia 10 tahun pada Mona merupakan pubertas yang normal saja. Tetapi ada juga teman-temanya yang belum timbul tanda pubertas juga masih variasi normal.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya pubertas. Faktor-faktornya antara lain etnis, sosial, psikologis, nutrisi, fisik dan penyakit kronis.

Semua faktor di atas dapat mempengaruhi kecepatan proses tumbuh kembang pubertas. Setiap etnis berbeda, sebagai contoh kelompok Asia berbeda dengan ras kaukasoid (kulit putih), juga tingkat sosial mempengaruhi prilaku sehingga mempercepat timbulnya pubertas.

Nutrisi yang banyak mengandung hormon seperti makanan siap saji juga akan mempercepat pubertas. Penyakit kronis dapat merangsang sistem endokrin sehingga menyebabkan timbulnya pubertas lebih awal.

Sedangkan yang memperlambat pubertas diantaranya: kondisi psikologis yang tertekan dan aktivitas fisik berlebihan juga menghambat pubertas.

Bagaimana memantau timbulnya tanda-tanda pubertas?


Pada gadia remaja, masa pubertas ditandai dengan:
  1. Perubahan pembesaran buah dada
  2. Tumbuh rambut pada kemaluan dan ketiak. Pertamakali rambut tersebut tipis makin lama menjadi tebal menjadi sama dengan dewasa.
  3. Pada saat ini badan remaja cewek akan cepat besar, sehingga pada umur yang sama biasanya saat awal pubertas, cewek akan terlihat cepat besar dibanding teman cowok seumur.
  4. Sedangkan menstruasi terjadi lebih kurang 2 tahun setelah timbulnya pembesaran payudara.

Cell Safety, Pencegah Pengemudi SMS Sambil Nyetir


Kebiasaan ber-SMS sambil mengemudi yang kini biasa dilakukan remaja kerap membuat para orang tua khawatir. Sebuah aplikasi ponsel terbaru bisa menjadi solusi atas masalah ini.

Cell Safety, demikian nama aplikasi ponsel tersebut, akan mencegah para remaja untuk ber-SMS ketika tengah mengemudi. Cell Safety bekerja dengan cara menonaktifkan fungsi SMS pada ponsel ketika penggunanya tengah melaju.

Mereka baru bisa mengirim atau menerima SMS jika kendaraan benar-benar berhenti. Saat kendaraan telah berhenti pun harus menunggu selama 90 detik sebelum bisa mulai ber-SMS. Demikian keterangan yang dikutip dari situs WIS TV, Rabu (12/5/2010).

"Aplikasi ini mungkin merupakan ide yang bagus," kata seorang pengemudi bernama Erik Johnson, menyambut gembira kehadiran aplikasi ini. "Kebiasaan berkirim SMS benar-benar berbeda dari menelepon, karena Anda harus berkonsentrasi membaca isi SMS. Saya pikir orang-orang yang memiliki kebiasaan itu sangat bodoh," tambahnya.

Sayangnya, Cell Safety hanya dikembangkan dan dijual di Kolombia. Bagi warga Kolombia yang mengunduhnya, akan dikenakan biaya US$12 per bulan.

Perlu diketahui, kini tak hanya remaja saja yang kerap ber-SMS sambil mengemudi. Banyak pengamat menyebutkan, perilaku ini merambah juga ke orang-orang yang lebih dewasa. Hal itu kemudian memancing kemunculan berbagai produk teknologi yang memiliki fungsi serupa Cell Safety. Beberapa orang percaya, produk-produk semacam ini sangat membantu menghentikan kebiasaaan buruk tersebut dan membuat berkendara menjadi lebih aman.

Rabu, 19 Mei 2010

Ironi Negara Kaya

Indonesia memiliki segudang potensi sumber daya alam yang bisa dipergunakan untuk peningkatan kesejahteraan rakyatnya. Misalnya pembangunan di satu sektor seperti pertanian dan kelautan bisa memperkuat kemandirian.

"Indonesia tak sungguh-sungguh membangun sektor pertanian dan kemaritiman. Akibatnya kita tak punya basis budaya (cultural base) bagi modernisasi Indonesia dalam industri dan teknologi. Semuanya tampak kacau atau rancu. Pemerintahan SBY ditantang oleh keadaan untuk menghentikan ketergantungan pada pangan impor. Ini masalah serius," kata ekonom senior M Dawam Rahardjo.

Padahal negara ini dinugerahi kekayaan alam sangat beragam. Menurut World in Figures (dunia dalam angka) yang diterbitkan majalah The Economist, Indonesia adalah negara dengan luas daratan Nomor 15 di dunia. Jumlah penduduk Nomor 4 setelah China, India, dan USA.

Tokoh Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Siswono Yudo Husodo menekankan tidak banyak negara yang memiliki potensi keunggulan seperti Indonesia. Banyak negara yang mampu menjadi sejahtera hanya dengan memanfaatkan secara optimal satu aspek potensi keunggulan saja.

“Namun Indonesia untuk satu hal itu saja kurang berhasil. Pemerintah kita abai memajukan pertanian dan kelautan yang berpihak pada kepentingan rakyat,” kata Siswono Yudo Husodo.

Indonesia adalah penghasil biji-bijian terbesar ke-6 di dunia, penghasil beras ke-3 di dunia setelah China dan India, penghasil teh terbesar ke-6 di dunia, penghasil kopi terbesar ke-4 di dunia, dan penghasil coklat terbesar ke-3 di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana.

Juga penghasil terbesar minyak sawit dunia, penghasil karet alam kedua, penghasil cengkeh terbesar, penghasil tembaga ketiga setelah Cili dan AS, penghasil timah kedua dunia, penghasil nikel ke-6, penghasil emas ke-8 dunia, penghasil natural gas keenam, serta penghasil batubara ke-9 dunia.

Tak lupa Siswono mengingatkan bahwa pemerintah seringkali bertindak naif dan bodoh. Buktinya, ketika kekurangan beras, solusinya impor beras, hingga pernah menjadi negara importir beras terbesar di dunia pada 1998-2001.

Begitu juga kekurangan gula, solusinya juga impor, hingga sekarang mengimpor gula 30% dari kebutuhan nasional. Pada waktu kekurangan daging sapi, solusinya impor dan sekarang setiap tahun mendatangkan sekitar 600.000 ekor sapi, yang merupakan 25% dari konsumsi daging sapi nasional.

Kekurangan garam, solusinya juga impor hingga rata-rata 1 juta ton garam/tahun, yang merupakan 50% dari kebutuhan garam nasional. Indonesia juga mengimpor 45% dari kebutuhan kedelai, 10% kebutuhan jagung, 15% kebutuhan kacang tanah dan 70% kebutuhan susu.

Ketergantungan terhadap pangan impor menempatkan Indonesia pada kondisi dilematis. Fluktuasi harga pangan dunia siap menguras devisa lebih besar lagi. Sendi ekonomi bangsa bisa ambruk kapan saja apabila pasokan dari luar terhenti total karena berbagai alasan.

Impor pangan yang terus meningkat, juga memperlemah ketahanan ekonomi bangsa karena devisa yang susah payah diperoleh bukannya digunakan untuk menambah infrastruktur ekonomi dan meningkatkan kualitas SDM, tetapi dibelanjakan untuk hal-hal konsumtif yang sebenarnya dapat diproduksi sendiri.

Data menunjukkan, setiap tahun Indonesia harus mengeluarkan devisa setara Rp 50 triliun untuk membeli komoditas pangan negara lain. Angka itu sekitar 5% dari APBN. Komoditas tersebut meliputi kedelai, gandum, daging sapi, susu, dan gula.

Dana yang harus dikeluarkan untuk impor pangan ini bisa melonjak seiring fenomena kenaikan harga karena sebagian komoditas pertanian yang tadinya hanya digunakan untuk keperluan pangan, seperti jagung, tebu dan CPO juga mulai digunakan secara besar-besaran sebagai energi alternatif, biofuel.

Secara keseluruhan, pemerintah mengabaikan pengembangan potensi pangan lokal dan pemenuhan kebutuhan pangan warga. Akibatnya, Indonesia terjebak dalam arus impor pangan. Masalah yang harus dipecahkan pemerintahan ini.

REGULASI KODE AKSES SLJJ CALL BY CALL NEO KOLONIALISME DI BIDANG TELEKOMUNIKASI

Jaman dulu, jauh-jauh dari benua Eropa, Belanda datang ke Indonesia untuk menjajah, menguasai, mengangkut semua hasil bumi Indonesia mulai dari rempah-rempah, perkebunan sampai pertambangan. Keberhasilan Belanda menguasai bumi pertiwi didukung oleh pengkhianat-pengkhianat Negeri ini yang tidak lain adalah para pejabat negeri mulai mester-mester sampai pada centeng-centeng yang mengorbankan rakyat Indonesia. Para Mester, Pejabat dan Centeng hidup bergelimangan diatas penderitaan rakyat Indonesia yang disiksa, dikerjakan paksa. Bentuk penjajahan seperti ini masih menyisakan peninggalan seperti infrastruktur jalan, pabrik-pabrik Teh, pabrik-pabrik gula dan jutaan hektar perkebunan teh.

Di jaman modern, para penjajah tidak perlu datang ke Indonesia dengan ribuan bala tentaranya, cukup membawa uang, menyogok oknum pejabat untuk bisa menyewa puluhan tahun jutaan hektar hutan, cukup membeli tanah-tanah pertambangan dan membuka pabrik-pabrik / Industri, hasilnya dikeruk dibawa ke negerinya untuk digunakan atau dijual. Model ini tidak terlalu repot seperti jaman penjajahan dulu dan masih menyisakan peninggalan seperti jutaan hektar perkebunan kelapa sawit, hancurnya lingkungan hidup di wilayah Timika, Buyat dan pabrik-pabrik yang sudah kosong dan hancur di kawasan Jababeka karena kontraknya sudah selesai atau tidak adanya kepastian hukum di Indonesia dan akibat pemerasan oleh oknum pejabat.

Di jaman yang lebih modern seperti sekarang ini, model-model penjajahan seperti diatas sudah tidak lagi menggiurkan.karena harus membawa investasi yang sangat besar untuk penyewaan lahan, pendirian bangunan, tenaga kerja dll. Sekarang para penjajah baru tidak perlu mengeluarkan investasi jutaan dolar atau triliunan rupiah lagi mereka menjajah cukup dengan memasukkan peraturan-peraturan (regulasi) baru di berbagai sektor yang sudah dimasukinya tanpa disadari rakyat Indonesia.

Sebut saja penjajahan di bidang telekomunikasi dengan penjualan saham Indosat oleh oknum pejabat pemerintah, era neokolonialisme di bidang telekomunikasi dimulai. Penguasaan 42% saham Indosat oleh group temasek singapura mengakibatkan Rp. 42,- setiap sms dengan tarif Rp.100,-/sms yang dikirim oleh pelanggan dan konsumen produk-produk Indosat (Mentari, Matrix, IM3, Satelindo, Starone) akan langsung disetorkan ke Singapura. Itu untuk sms dengan tarif Rp. 100,-/sms, kalau tarif tarifnya lebih dari Rp. 100,-/sms bisa dibayangkan berapa rupiah yang akan disetorkan setiap hari oleh Indonesia ke Singapura, padahal setiap jam jutaan sms berlalulalang diudara frekuensi Indonesia, padahal setiap hari milyaran sms dikirim oleh masyarkat Indonesia pengguna produk-produk Indosat yang sudah dikuasai oleh Singapura melalui group temaseknya.

Pembelian mobil-mobil mewah sekelas Mercedes, BMW, Jaguar atau belanja ke Carefour yang dilakukan masyarakat Indonesia dianggap tidak seberapa jika dibandingkan dengan konsumsi telepon dan sms produk-produk yang dimiliki group temasek yang dilakukan masyarakat Indonesia karena hanya segelintir masyarakat Indonesia dari kelas menengah keatas yang membeli mobil-mobil mewah dan belanja ke carefour, sementara pengguna telepon dan sms produk-produk yang dimiliki group temasek (Indosat group) merambah sampai ke golongan bawah, ke kalangan mahasiswa, pelajar sekolah sampai pedagang kaki lima dan pembantu rumah tangga termasuk masyarakat miskin lainnya dan kaum pengangguran.

Neokolonialisme dibidang telekomunikasi tidak hanya terjadi pada produk-produk gsm dan cdma kelas murahan yang bisa menelepon sampai puas. Neokolonialisme juga terjadi pada produk-produk telepon Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Telkom dengan regulasi pembukaan kode akses SLJJ yang dikeluarkan Departemen Komunikasi dan Informatika (depkominfo) misalnya. Dengan alasan anti monopoli dan tarif murah yang akhir-akhir ini menjadi tren oknum pejabat pemerintah dengan dalih untuk meningkatkan kemakmuran rakyat dengan meningkatnya daya beli masyarakat, era neokolonialisme di bidang telekomunikasi mulai menjalar menggerogoti APBN ditengah kisruh Revisi APBN akibat kenaikan harga minyak dunia dan menguras uang rakyat Indonesia yang akan digondol pihak asing, Singapura.

Sejatinya, regulasi pembukaan kode akses SLJJ untuk pelanggan Telkom yang memberikan kebebasan memilih jaringan SLJJ adalah memberikan pilihan untuk menggunakan jaringan yang dimiliki pihak asing (singapura) dengan diiming-imingi tarif murah akan menguras uang rakyat Indonesia untuk disetorkan kepada negara asing ditengah keterpurukan indonesia yang tidak memiliki Industri / pabrikan yang menyerap tenaga kerja, ditengah keterpurukan Indonesia akibat kebijakan impor beras, kedelai, minyak goreng, buah-buahan hingga bahan baku industri tekstil yang mematikan petani-petani dan industri dalam negeri yang menyebabkan harga-harga kebutuhan pokok melambung tinggi, angka kemiskinan semakin meningkat, kasus gizi buruk rakyat miskin Indonesia merajalela karena tidak tersedianya lapangan kerja, PKL digusur dimana. Harapannya hanya satu, pemekaran wilayah yang akan menggerogoti APBN, APBD dan memeras rakyat dengan retribusi, pajak, pajak otonomi daerah dll.

Semua tergantung pada jiwa kebangsaan, nasionalisme yang menjadi kata aneh bagi rakyat Indonesia akibat reformasi yang kebabablasan, meninggalkan / tidak menggunakan produk-produk asing seperti produk Indosat, mencabut / menghentikan implementasi regulasi pembukaan kode akses SLJJ yang akan merugikan rakyat Indonesia atau terus menggunakan produk-produk murah yang dimiliki pihak asing yang akan menghempaskan Indonesia menjadi negara miskin, rakyat menjadi kuli di negerinya sendiri setelah kilang-kilang minyak dijual, hasilnya dijual pada rakyat Indonesia, uangnya dibawa ke luar negeri. Setelah hutan-hutan diekplorasi asing, dan produksi hasil pertanian yang tidak menjanjikan lagi karena tidak laku di negerinya sendiri.

Pilihan lain, beli kembali Indosat oleh Indonesia. oleh pemerintah Indonesia. Dan kalau oknum pejabat pemerintah tidak mau membeli kembali, rakyat Indonesia yang membelinya, dibeli oleh jutaan masyarakat indonesia. Saham Indosat dimiliki oleh 1 juta masyarakat Indonesia.

Selasa, 18 Mei 2010

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Dalam dunia persaingan terbuka pada era globalisasi ini , masyarakat dan internasional menerapkan standart acuan terhadap berbagai hal terhadap industri seperti kualitas, manajemen kualitas, manajemen lingkungan, serta keselamatan dan kesehatan kerja. Apabila saat ini industri pengekspor telah dituntut untuk menerapkan Manajemen Kualitas (ISO-9000, QS-9000) serta Manajemen Lingkungan (ISO-14000) maka bukan tidak mungkin tuntutan terhadap penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja juga menjadi tuntutan pasar internasional.
Untuk menjawab tantangan tersebut Pemerintah yang diwakili oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah menetapkan sebuah peraturan perundangan mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomuor : PER.05/MEN/1996.
Definisi SMK3
Secara normatif sebagaimana terdapat pada PER.05/MEN/1996 pasal 1, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggungjaeab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Tujuan dan Sasaran
Tujuan dan sasaran sistem Manajemen K3 adalah terciptanya sistem K3 di tempat kerja yang melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.
Alasan Penerapan SMK3
Karena SMK3 bukan hanya tuntutan pemerintah, masyarakat, pasar, atau dunia internasional saja tetapi juga tanggung jawab pengusaha untuk menyediakan tempat kerja yang aman bagi pekerjanya. Selain itu penerapan SMK3 juga mempunyai banyak manfaat bagi industri kita antara lain :
Manfaat Langsung :
1. Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja.
2. Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja.
3. Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja merasa aman dalam bekerja.
Manfaat tidak langsung :
a. Meningkatkan image market terhadap perusahaan.
b. Menciptakan hubungan yang harmonis bagi karyawan dan perusahaan.
c. Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga membuat umur alat semakin lama.
Klausa dan elemen pada SMK3
Sebagai mana terdapat pada lampiran I PERMENAKER NO:PER.05/MEN/1996 sebagai berikut :
1. Komitmen dan Kebijakan
1.1. Kepemimpinan dan Komitmen
1.2. Tinjauan Awal K3
1.3. Kebijakan K3
2. Perencanaan
2.1. Perencanaan Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko
2.2. Peraturan Perundangan dan Persyaratan Lainnya
2.3. Tujuan dan Sasaran
2.4. Indikator Kinerja
2.5. Perencanaan Awal dan Perencanaan Kegiatan yang Sedang Berlangsung
3. Penerapan
3.1 Jaminan Kemampuan

3.1.1. SDM, Sarana dan Dana
3.1.2. Integrasi

3.1.3. Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat
3.1.4. Konsultasi, Motivasi dan Kesadaran
3.1.5. Pelatihan dan Kompensasi
3.2. Kegiatan Pendukung

3.2.1. Komunikasi
3.2.2. Pelaporan
3.2.3. Pendokumentasian
3.2.4. Pengendalian Dokumen
3.2.5. Pencatatan dan Manajemen Informasi
3.3. Identifikasi Sumber Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko
3.3.1. Identifikasi Sumber Bahaya

3.3.2. Penilaian Resiko
3.3.3. Tindakan Pengendalian
3.3.4. Perancangan dan Rekayasa
3.3.5. Pengendalian Administratif
3.3.6. Tinjauan Ulang Kontrak
3.3.7. Pembelian
3.3.8. Prosedur Menghadapi keadaan darurat dan Bencana
3.3.9. Prosedur Menghadapi Insiden
3.3.10. Prosedur Rencana Pemulihan Keadaan Darurat
4. Pengukuran dan Evaluasi

4.1. Inspeksi dan Pengujian
4.2. Audit SMK3
4.3. Tindakan Perbaikan dan Pencegahan

5. Tinjauan Ulang dan Peningkatan oleh Pihak Manajemen
Perbandingannya Dengan Sistem Manajemen Lainnya
Dari data diatas tampak bahwa SMK3 yang dilaksanakan di Indonesia sudah cukup representatif dibandingkan dengan standard internasional seperti OHSAS atau ILO OSH guidelines.
Kekurangan yang ada pada SMK3 dibandingkan dengan Manajemen K3 Lainnya
Kekurangan yang paling dasar adalah peraturan pendukung mengenai K3 yang masih terbatas dibandingkan dengan organisasi internasional. Tapi hal ini masih dapat dimaklumi karena masalah yang sama juga dirasakan oleh negara-negara di Asia dibandingkan negara Eropa atau Amerika, karena memang masih dalam tahap awal.
Selain itu sertifikasi SMK3 yang hanya dapat dikeluarkan oleh Menteri Tenaga Kerja (Pemerintah) dirasakan kurang membantu promosi terhadap SMK3 dibandingkan dengan sertifikasi ISO series, OHSAS, KOHSA (korea), yang juga menggunakan badan sertifikasi swasta.
Dan yang utama tentunya adalah peran aktif dari pengusaha Indonesia yang masih belum mengutamakan K3 di Industrinya karena masalah klasik yaitu cost (biaya).
Kesimpulan
Dengan banyaknya keuntungan dalam penerapan SMK3 serta standarisasi SMK3 di Indonesia yang cukup representatif bukankah saatnya bagi Industri Indonesia untuk melaksanakan SMK3 sesuai PER.05/MEN/1996 baik industri skala kecil, menengah, hingga besar. Sehingga bersama-sama menjadi industri yang kompetitif, aman, dan Efisien dalam menghadapi pasar terbuka.